Rabu, 17 Juni 2015

Terjaga di Keheningan Malam

0

Jarang-jarang gua ngepost tengah malem gini. Biasanya gua jam segini udah tidur.
Padahal gua udah sms "good night sayang" ke Anggra (maap yaa kali ini aku begadang :p)

Gua engga bisa tidur.

Kenapa?

Tanya pada rumput yang bergoyang.

Oke yang tadi bercanda. (Iya tau itu garing)

Sebenernya dari kemarin ada banyak yang ingin gua keluarin di sini. Yang gua maksud di sini bukan tokai yaa, tapi uneg-uneg gua. 

Sejak gua mengikuti test sbmptn dan daftar ulang di atma jaya, hampir tiap hari gua kena ceramah. Baik itu dari bokap maupun nyokap. Sampe hari ini pun pikiran gua jadi judeg gara-gara itu, sampe-sampe gua jadi bete n Anggra jadi korban kebetean gua hari ini (moga-moga dia engga marah ._.)

Topik ceramah yang diangkat oleh orang tua gua ini cukup klasik dan mononton. Tentang masa depan, baik itu studi, karier, sampe jodoh. Dan gua dijejelin dengan nasihat-nasihat dari mereka. Sebelumnya gua menganggap ini sepele, dan membosankan setiap kali gua ngedengerin ceramah dari mereka. Sebelumnya gua belum menyadari esensi dari nasihat mereka. Tapi saat ini, gua udah cukup mengerti maksud mereka melakukan ini ke gua.


Barusan gua nonton film 3 Idiots, film yang mengangkat kehidupan mahasiswa di India. Di mana si tokoh utama (gua lupa namanya) adalah seorang mahasiswa baru yang mencintai ilmu yang sedang dia pelajari, teknik mesin. Dia mempunyai kedua temen yang menurut gua agak koplak tapi konyol. Oke-oke gua di sini engga menyinopsiskan cerita dari film tersebut, tapi ada satu kalimat yang bikin pemikiran gua terbuka.

Kejarlah kesempurnaan. Setelah itu, kesuksesan akan menghampirimu.

Kata "kesempurnaan" di sini jangan diartikan secara harfiah. Kita semua tau bahwa semua manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Maksud dari "kesempurnaan" di sini ada sebuah idealisme. Idealis. Idealisme. Terdengar sudah akrab di telinga kita. Terkadang kita memprioritaskan idealisme dalam kehidupan kita sehari-hari, tapi esensi dari idealisme sendiri belum kita dapatkan. Idealisme itu...(menurut opini gua, kalau salah mohon dikoreksi) seperti lu punya pandangan hidup yang berdasarkan dari pengalaman, budaya, kebiasaan, dan pendidikan yang lu anggap itu benar dan harus dijadikan sebuah prinsip. 

Dulu bisa dibilang gua orang yang sifatnya idealis. Beranggapan gua berada di jalan yang benar dan (seharusnya) orang mengikuti jalan gua. Bisa dikatakan dulu gua itu orangnya egois, sombong, dan memandang rendah orang lain (mungkin ini sebabnya kenapa dulu gua selalu ditolak cewe mulu). Seorang idealis yang tidak melihat realita. Realita gua saat itu adalah: gua kurang ganteng, kurus, dan.....selalu dipandang rendah orang lain. Aneh, gua sendiri suka memandang rendah orang lain tapi gua sendiri juga dipandang rendah orang lain. Sampai pada akhirnya ada satu kejadian yang bikin gua sadar: gua engga diterima di SMA favorit.

Peristiwa itu gak mungkin gua lupain seumur hidup, mungkin bakal gua ceritain ke anak gua nanti supaya anak gua engga ngikutin kesalahan ayahnya. Dengan hanya berbekal idealisme, gua yakin bisa lolos masuk sekolah tersebut. Tapi kenyataannya, saat pengumuman tes masuk, nama gua engga tercantum dalam daftar siswa baru (pengumumannya lewat koran). Saat itu gua langsung nangis. Gua masih inget, setelah gua baca itu koran, koran tsb langsung gua robek-robek. Ternyata, mustahil gua mengandalkan idealisme tanpa melihat realita. Yang lebih mengecewakan lagi, ternyata penerimaan siswa di beberapa sekolah saat itu, menggunakan cara yang licik, yaitu menyogok dengan uang agar bisa lolos tes. Realita yang kejam. Gua bisa apa? Bokap cuma karyawan pabrik, uang hasil kerja keras Bokap saat itu ga bakal mampu buat nyogok biar gua lolos masuk SMA itu. Gua hanya bisa mengandalkan kemampuan otak gua, dan ternyata bisa dengan mudah dikalahkan dengan uang.

Bingung, stress minta ampun. Ya kali gua nganggur alias ga sekolah, nunggu penerimaan siswa baru di tahun depan. Bokap gua udah merencanakan kalau seburuk-buruknya gua engga diterima di SMA negeri di sini, gua di pindah ke Solo. Tapi untungnya rencana itu dibatalkan karena akhirnya gua diterima di SMAN 3 Kota Serang.

Sejak dari peristiwa itu, sikap idealis gua berubah menjadi realistis, pola pikir mengikuti arus. Seakan-akan gua berubah jati diri. Memang banyak hal yang bisa gua pelajari setelah itu. Gua bisa menjadi orang yang bisa membuka diri kepada siapa saja, gua berangsur-angsur jadi orang yang lebih ramah dari sebelumnya, tentunya banyak hal yang bikin gua berubah ke arah yang positif. Tapi, gua jadi kehilangan jati diri. Gua jadi mudah terpengaruh omongan orang, baik itu positif maupun negatif. Gua semakin kehilangan prinsip dalam hidup. Prinsip? omong kosong. Buktinya kalian bisa lihat sendiri, dulu gua pernah bilang engga bakal pacaran dulu sampe kuliah nanti. Nyatanya, prinsip itu hancur karena gua sendiri. Gua malah jadi ninggalin Anggra dan malah jadian sama cewe lain. Memang pada akhirnya kalian semua udah pada tau, gua kembali ke Anggra dan jadian sama Anggra.

Kembali ke nasihat ortu gua. Mereka mengingatkan kalau gua bakal jauh dari pengawasan orang tua. Mereka takut gua terjerumus ke arah yang salah, yang mengakibatkan buruknya studi gua. Di sinilah gua mikir untuk kembali menjadi idealis yang realistis, seorang pionir yang tetap melihat kondisi sekitarnya. 

Gua bersyukur pada akhirnya gua bisa melanjutkan kuliah di Jogja, yang tidak terlepas dari Anggra. Kalau engga ada dia, gua engga mungkin kuliah di sana. Gua juga bersyukur karena orang tua gua menyetujui gua kuliah di sana. Entahlah, sebelum Anggra ngajak gua kuliah di Jogja, ortu gua susah banget dibujuk kalo masalah kuliah. Mereka penginnya gua tetap menetap di Banten, tapi gua engga setuju. Mungkin Tuhan memang membukakan jalan lewat dia, Anggra (gausah nyengir-nyengir nama kamu aku tulis di sini mulu wkwk). Nyatanya emang demikian, ortu akhirnya ngijinin gua daftar di atmajaya jogja, dan akhirnya diterima di sana, setidaknya untuk cadangan. Seakan-akan semua dilancarkan oleh Tuhan, Bokap kedapatan rejeki yang cukup besar untuk nyekolahin gua di Jogja, hubungan gua dengan Anggra membaik dan akhirnya jadi pacar gua, ya pokoknya ada banyak. 

Dan akhirnya, gua mulai saat ini harus bisa merubah pola pikir. Sudah banyak berkat yang gua terima dari Tuhan dan ortu. Tinggal saatnya gua memberikan apa yang terbaik untuk Tuhan, orang tua, Anggra, dan semuanya. Gua punya tanggung jawab yg besar, masa 4 tahun gua di Jogja engga bisa gua sia-siain. Karena gua tau, setelah ini gua bakal terjun ke dunia masyarakat, bekerja dengan masyarakat, mengejar kesuksesan demi ketenteraman hidup, membahagiakan orang tua, membina rumah tangga, menafkahi keluarga, dan lain-lain.


Akhirnya setelah gua nulis ini, pikiran gua tenang, dan sekarang gua udah ngantuk.

Dah!

Related Posts:

  • 18 tahun. Iya, gua baru saja merayakan ultah yang ke-18 tahun. Terimakasih buat semuanya yg sudah ngucapin baik itu lewat fb, bbm, line, telpon, dan sebagai… Read More
  • Meninggalkan masa lalu demi kebaikan masa depan.Kayaknya serius amat judulnya? Engga kok engga serius, Aku cuma serius buat hati kamu #halaah Emang sih dari judulnya emang udah keliatan seriu… Read More
  • Jariku sayang jariku malang.Iya, jari gua terkena kemalangan. Jari gua kena cutter yg buat motong kertas itu. Lha kok bisa? Jadi gini... Kejadiannya bermula di hari J… Read More
  • Akhirnya selesai juga.... HALOOOOOOOOOOO KAWAN-KAWAN LAMA TAK BERSUA!!!! Hehehe Iya sori gua barusan update blog. Iya gua barusan selesai UN yang artinya kegiatan di sekola… Read More
  • Terjaga di Keheningan Malam Jarang-jarang gua ngepost tengah malem gini. Biasanya gua jam segini udah tidur. Padahal gua udah sms "good night sayang" ke Anggra (maap yaa kali i… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net