Pernahkah elu bimbang dengan masa depan nanti? Nanti dapet pekerjaan apa, dapet istri yang gimana, anaknya nurut atau engga? Pokoknya yang kayak gitu deh, pernah gak kepikiran yang seperti itu?
Ya, gua nanya begini karena gua saat ini sedang ngalamin itu.
Seperti yang udah lo tau, sekarang gua udah kelas 12. Hampir tiap hari ortu nasihatin gua buat masa depan gua nanti. Khususnya pilihan masuk perguruan tinggi. Gua bingung, ternyata secepat ini ya masa SMA itu. Sebenernya untuk pilihan masuk perguruan tinggi, gua pengin masuk ke pendidikan kedokteran. Ya bisa dibilang itu cita-cita gua dari kecil. Ya mungkin karena background dari keluarga gua, Bokap lulusan fakultas kedokteran (ya walaupun malah jadi karyawan pabrik), Nyokap lulusan sekolah farmasi, dan sodara-sodara gua sebagian besar kerja di rumah sakit. Jadi cita-cita gua pengin jadi dokter itu bukan berarti tanpa alasan.
Gua jadi flashback ke jaman saat Nenek dari Nyokap masih hidup, tepatnya sebelum dia meninggal. Waktu itu dia terkena penyakit Stroke n diabetes. Kondisi Nenek gua saat itu sudah kritis, buat jalan aja musti dituntun, makan juga udah susah. Tepat beberapa minggu sebelum dia meninggal, gua ngobrol-ngobrol santai sama Nenek gua itu. Nenek gua ngasih nasihat-nasihat terakhir gitu, sepertinya Nenek gua udah tau ajalnya sudah dekat. Dan beberapa nasihatnya, dia pengin keturunannya ada yang jadi dokter. Saat itu gua masih polos, jadi gua cuma asal ngomong: "Tenang aja, nanti Jatu yang jadi dokter."
Dan sekarang gua udah SMA, kelas 12. Bentar lagi bakal ngadepin UN, abis itu tes masuk universitas, setelah itu, nyari kerjaan, nyari istri, bikin keluarga, punya anak, punya cucu, dan akhirnya nanti gua bisa meninggal dengan tenang. Gua sendiri bimbang, apakah nanti gua bisa jadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri, ortu, n orang lain? Apakah gua nanti bisa menjadi berkat bagi sesama?
Ada 2 pilihan untuk masa depan gua. Jadi dokter, atau ngelanjutin kerja di pabrik Bokap gua.
Ya, Bokap juga pengin gua bisa ngelanjutin kerja di pabrik tempat Bokap gua kerja. Dan untuk itu gua harus pilih teknik kimia industri. Ya emang sih, untuk masalah gaji di pabrik tempat Bokap gua kerja cukup gede.Ya bukannya sombong sih, tapi gua bersyukur aja Bokap bisa menafkahi gua dan Nyokap gua. Bahkan Bokap gua masih bisa nyisain berapa persen gaji buat biaya kuliah gua nanti. Syukur banget deh punya ortu yang bisa memenuhi kebutuhan gua. Oke back to topic, intinya gua bingung antara milih kedokteran atau jadi orang teknik kimia.
Di sela-sela kebingungan gue yang rada lebay itu, gua nemu puisi dari buku hadiah dari gereja gua.
Gini nih isinya:
Pada suatu malam aku bermimpi.
Aku berjalan di tepi pantai dengan Tuhan.
Di bentangan langit gelap tampak kilasan adegan-adegan hidupku.
Di tiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir,
satu pasang jejak kakiku, yang lain jejak kaki Tuhan.
Ketika adegan terakhir terlintas di depanku,
aku menengok kembali kepada jejak kaki di pasir.
Di situ hanya ada satu pasang jejak.
Aku mengingat kembali bahwa itu adalah bagian yang tersulit
dan paling menyedihkan dalam hidupku.
Hal ini mengganggu perasaanku maka aku bertanya kepada Tuhan tentang keherananku.
"Tuhan, Engkau berkata ketika aku berketetapan mengikut Engkau,
bahwa Engkau akan berjalan dan berbicara dengan aku sepanjang jalan.
Namun ternyata pada masa yang paling sulit dalam hidupku hanya ada satu pasang jejak.
Aku tidak mengerti mengapa justru pada saat aku sangat membutuhkan Engkau,
Engkau meninggalkan aku..."
Tuhan berbisik,
"Anakku yang kukasihi, Aku mencintai kamu.
Dan takkan meninggalkan kamu pada saat sulit dan penuh bahaya sekalipun.
Ketika kamu melihat hanya ada satu pasang jejak, itu adalah ketika Aku mengangkat kamu."
Gimana, keren kan? Judul asli puisinya "Foot prints" dengan nama pengarang Margaret Fishback, orang Kanada.
Jujur aja, gua cukup tersentak setelah baca puisi ini.
Ya mungkin, ini salah satu masa-masa sulit yang sedang gua hadapi. Pilihan untuk masa depan. Gua merasa gak ada bisa nolong gua. Tapi bodohnya gua lupa, Tuhan ada di samping gua.
Dia selalu ada bersama dengan kita, di kala suka maupun duka. Dia gak akan pernah meninggalkan kita di kala kita butuh pertolongan. Kita gak sadar, dibalik berbagai masalah yang sedang kita hadapi, Tuhan udah berdiri di samping kita untuk membantu kita. Bahkan di waktu yang sulit, kita terkadang berpikir 'ke mana sih Tuhan? Aku lagi butuh pertolongan'. Mungkin kita gak sadar, sebenarnya Tuhan sudah mengulurkan tangan-Nya. Kita hanya cukup 'Ora et Labora', pray 'n work, berdoa dan bekerja. Biarkan Tuhan yang merancang jalan hidup kita. Kita cuma cukup ikuti jalannya saja.
Yakin, Tuhan pasti memberikan rancangan jalan hidup yang terbaik untuk kita.
Selamat bermalam minggu!
0 komentar:
Posting Komentar